Alhamdulillah Allah Azza Wa Jalla masih memberikan saya kesempatan untuk menulis lagi.. :)
Berhubung sudah masuk bulan Rajab, banyak sekali Sms yg beredar masuk ke Hp saya yg kurang lebih isinya sebagai berikut :
"Bulan Rajab jatuh tanggal 30 April 2014Barang siapa puasa 1
hari maka seperti laksana puasa 1 tahun &Brg siapa Puasa 7 hari maka di
tutup pintu2 neraka jahanam &Brg siapa puasa 8 hari maka dibuka pintu 8
Surga &Brg siapa puasa 10 hari akan dikabulkan segala permintaannya
&Brg siapa mengingatkan kepada orang lain tentang ini seakan ibadah 80
tahun.. Subhanallah"
Tentang amalan puasa di bulan Rajab, tidak terdapat hadits yang shahih mengenai
keutamaan puasa di bulan tersebut, atau mengkhususkan puasa pada bulan
tersebut, atau melakukan puasa tertentu di dalamnya. Sebagaimana yang dilakukan
sebagian orang yang mengkhususkan sebagian hari di bulan Rajab untuk berpuasa,
karena meyakini adanya keutamaan puasa di bulan rajab dibanding selainnya. Hal
ini tidak ada asalnya sama sekali di dalam syari’at.
Hanya saja, terdapat riwayat dari Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam yang menunjukkan disunnahkannya berpuasa di bulan-bulan haram (dan bulan Rajab adalah salah satu diantara bulan-bulan haram). Beliau shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan kemudian jangan puasa sunah lainnya” (HR Abu Daud no. 2428, dan Syaikh Al Albani melemahkannya dalam Dhaif Sunan Abi Daud).
Hadits ini –jika statusnya shahih-menunjukkan disunnahkannya berpuasa di bulan-bulan haram. Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab berdasarkan hadits ini, dan ia juga berpuasa di bulan-bulan haram lainnya, hal itu diperbolehkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu berkata di dalam Majmu’ Fataawaa (25/290): “Adapun puasa di bulan Rajab dengan mengkhususkannya, hadits-hadits mengenai hal ini seluruhnya lemah, bahkan palsu. Para ulama tidaklah bersandar pada salah satupun darinya. Dan hadits-hadits tersebut bukanlah hadits lemah yang diriwayatkan dalam keutamaan amal. Namun seluruhnya adalah hadits-hadits palsu lagi dusta. Dalam Musnad dan selainnya terdapat hadits dari Nabi shallallaahu’alaihi wa sallama bahwasanya beliau menganjurkan untuk berpuasa di bulan-bulan haram, yakni bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Anjuran ini untuk puasa di seluruh bulan yang empat tersebut, dan bukan mengkhususkan bulan Rajab semata.” Selesai kutipan perkataan beliau dengan diringkas.
Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: “Seluruh hadits tentang penyebutan puasa di bulan Rajab dan shalat di sebagian malam-malam bulan tersebut, adalah hadits yang dusta dan dibuat-dibuat.” Selesai kutipan perkataan beliau dari Al Manaarul Muniif hal. 96)
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Tabyiinul ‘Ujb (hal,11) berkata: “Tidak terdapat riwayat mengenai keutamaan bulan Rajab. Tidak juga mengenai puasa di bulan tersebut, begitu juga puasa apapun di dalamnya secara khusus. Juga tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan sebagai hujjah mengenai shalat malam yang dikhususkan di dalamnya.” Selesai kutipan perkataan beliau.
Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullahu berkata dalam Fiqhu As Sunan (1/383): Puasa di bulan Rajab tidak ada padanya keutamaan tambahan melebihi bulan-bulan selainnya. Kecuali karena ia adalah bulan haram. Dan tidaklah ada di dalam sunnah yang shahihah bahwasanya puasa tersebut memiliki keutamaan dengan mengkhususkan pada bulan tersebut. Sesungguhnya apa yang datang dalam perkara-perkara tersebut tidaklah dapat digunakan untuk berhujjah dengannya.” Selesai kutipan perkataan beliau.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin pernah ditanya mengenai puasa pada hari ke 27 Rajab dan mendirikan shslat pada malam harinya, maka beliau menjawab: “Puasa pada hari ke 27 Rajab dan mendirikan shalat pada malam harinya dan mengkhususkan hal-hal tersebut adalah bid’ah. Dan seluruh bid’ah adalah kesesatan”. Selesai kutipan perkataan beliau. (Majmu’ Fataawa Ibnu Utsaimin, 20/440) .
Hanya saja, terdapat riwayat dari Nabi shallallaahu’alaihi wa sallam yang menunjukkan disunnahkannya berpuasa di bulan-bulan haram (dan bulan Rajab adalah salah satu diantara bulan-bulan haram). Beliau shallallaahu’alaihi wa sallam bersabda,
“Berpuasalah pada bulan-bulan haram dan kemudian jangan puasa sunah lainnya” (HR Abu Daud no. 2428, dan Syaikh Al Albani melemahkannya dalam Dhaif Sunan Abi Daud).
Hadits ini –jika statusnya shahih-menunjukkan disunnahkannya berpuasa di bulan-bulan haram. Barang siapa yang berpuasa di bulan Rajab berdasarkan hadits ini, dan ia juga berpuasa di bulan-bulan haram lainnya, hal itu diperbolehkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu berkata di dalam Majmu’ Fataawaa (25/290): “Adapun puasa di bulan Rajab dengan mengkhususkannya, hadits-hadits mengenai hal ini seluruhnya lemah, bahkan palsu. Para ulama tidaklah bersandar pada salah satupun darinya. Dan hadits-hadits tersebut bukanlah hadits lemah yang diriwayatkan dalam keutamaan amal. Namun seluruhnya adalah hadits-hadits palsu lagi dusta. Dalam Musnad dan selainnya terdapat hadits dari Nabi shallallaahu’alaihi wa sallama bahwasanya beliau menganjurkan untuk berpuasa di bulan-bulan haram, yakni bulan Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Muharram. Anjuran ini untuk puasa di seluruh bulan yang empat tersebut, dan bukan mengkhususkan bulan Rajab semata.” Selesai kutipan perkataan beliau dengan diringkas.
Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: “Seluruh hadits tentang penyebutan puasa di bulan Rajab dan shalat di sebagian malam-malam bulan tersebut, adalah hadits yang dusta dan dibuat-dibuat.” Selesai kutipan perkataan beliau dari Al Manaarul Muniif hal. 96)
Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam Tabyiinul ‘Ujb (hal,11) berkata: “Tidak terdapat riwayat mengenai keutamaan bulan Rajab. Tidak juga mengenai puasa di bulan tersebut, begitu juga puasa apapun di dalamnya secara khusus. Juga tidak ada hadits shahih yang dapat dijadikan sebagai hujjah mengenai shalat malam yang dikhususkan di dalamnya.” Selesai kutipan perkataan beliau.
Syaikh Sayyid Sabiq rahimahullahu berkata dalam Fiqhu As Sunan (1/383): Puasa di bulan Rajab tidak ada padanya keutamaan tambahan melebihi bulan-bulan selainnya. Kecuali karena ia adalah bulan haram. Dan tidaklah ada di dalam sunnah yang shahihah bahwasanya puasa tersebut memiliki keutamaan dengan mengkhususkan pada bulan tersebut. Sesungguhnya apa yang datang dalam perkara-perkara tersebut tidaklah dapat digunakan untuk berhujjah dengannya.” Selesai kutipan perkataan beliau.
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin pernah ditanya mengenai puasa pada hari ke 27 Rajab dan mendirikan shslat pada malam harinya, maka beliau menjawab: “Puasa pada hari ke 27 Rajab dan mendirikan shalat pada malam harinya dan mengkhususkan hal-hal tersebut adalah bid’ah. Dan seluruh bid’ah adalah kesesatan”. Selesai kutipan perkataan beliau. (Majmu’ Fataawa Ibnu Utsaimin, 20/440) .
Wallahu'alam bishowab..