Menanggapi komentar (baca : tuduhan) para pembela bid'ah yang selalu dan selalu
di ulang-ulang, mereka menuding saudara-saudara kita yang sedang mengingatkan
akan bahaya syirik dan bid'ah serta khurafat sebagai pemecah belah ummat...
Sebagaimana kita ketahui bersama... Ketika ada seseorang yang sedang mencoba menyampaikan larangan-larangan dalam Islam, yang mana larangan itu sering dilakukan oleh ummat Islam itu sendiri. Maka... Respon yang paling populer diantaranya adalah :
"Jangan mengadu domba !!!"
"Jangan memecah-belah !!!"
Dan seterusnya...
Dari sini bisa kita lihat adanya pemahaman yang keliru tentang apa sebenernya penyebab perpecahan, dan juga kekeliruan dalam memahami konsep persatuan diantara kaum muslimin...
____________
Yuk, kita ambil contoh agar lebih mudah dalam memahaminya :
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian melakukan maksiat."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim maksiat dengan muslim taat?!?
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian berbuat bid'ah."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat bid'ah dan yang berbuat sunnah?!?
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian berlaku syirik."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat syirik dan yang bertauhid?!?
Maka jawabnya adalah sama sekali TIDAK !!! Orang itu sama sekali tidak sedang memecah belah... Bahkan justru orang itu sedang dalam usaha untuk menghilangkan sebab-sebab terjadinya perpecahan kaum muslimin...
Karena memang kesyirikan, bid'ah dan khurafat serta maksiat adalah sumber perpecahan di antara kaum muslimin.
Jadi intinya, bagaimana cara membuat kaum muslimin bersatu adalah dengan berusaha menghilangkan segala sebab yang dapat membuat kaum muslimin berpecah belah...
Apa saja yang dapat meyebabkan kaum muslimin berpecah belah ???
Al-jawaab :
1. Syirik.
2. Bid'ah.
3. Maksiat.
4. Khurafat.
Allaah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain karena itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya."
(QS. Al-An'am [6] : 153)
Mujahid rahimahullaahu ta'ala ketika menafsirkan ayat di atas berkata,
"Jalan-jalan dengan aneka macam bid'ah dan syubhat."
(Jami'ul Bayan, V/88)
Setelah menyebutkan beberapa dalil-dalil bahwa bid'ah adalah pemecah belah ummat, Imam Asy-Syatibi rahimahullaahu ta'ala berkata,
"Semua bukti dan dalil ini menunjukan bahwa munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid'ahan."
(Al-I'tisham, I/157)
Oleh sebab itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta'ala pernah mengungkapkan kalimat yang indah, beliau berkata,
"Bid'ah itu identik dengan perpecahan, sebagaimana sunnah identik dengan persatuan."
(Al-Istiqamah, I/42)
Maka dari itu...
Pahamilah... Persatuan kaum muslimin bukan berarti meniadakan saling menasehati.
Bukan berarti harus membiarkan tanpa ada usaha mengingatkan jika ada orang yang berbuat syirik, bid'ah, khurafat dan maksiat. Apalagi karena menganggap hal-hal tersebut adalah hal biasa dalam dinamika kehidupan masyarakat...
Pahamilah... Persatuan kaum muslimin bukan berarti tidak mengingkari perkara-perkara yang mungkar dan menyimpang.
Pahamilah juga... Persatuan Kaum muslimin haruslah di atas tauhid bukan syirik, harus di atas sunnah bukan bid'ah, dan persatuan kaum muslimin harus di atas taat bukan maksiat.
Jika tidak demikian, lalu di atas apa kita akan bersatu jika tidak di atas Al-Qur-an dan As-Sunnah dan dengan pemahaman para Shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam????
______________
Allaah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allaah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
(QS. Ar-Ruum [30] : 31-32)
Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian setiap perkara yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka."
(Shahiih, HR. Ahmad dalam Musnadnya, IV/126 - 127, Abu Dawud, no. 4607, Tirmidzi, no. 2676, Ibnu Majah, no. 42, 43, ad-Darimi, I/44, Ibnu Hibban dalam Shahihnya, no. 5, at-Taliiqaatul Hisan, no. 102, al-Mawaarid, Hakim, I/95 - 96, Baihaqi, X/114, Imam Ibnu Abi 'Ashim dalam as-Sunnah, no. 54 - 59, Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, I/205, no. 102, Imam al-Laalika'i dalam Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah, I/83, no. 81. Derajat hadits ini Shahiih lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 937 dan 2735 dan Irwaa-ul Ghaliil VIII/107 - 109, no. 2455)
____________
Pertanyaan bagi kita semua :
Apakah kaum muslimin dapat bersatu???
Kita hanya bisa berkata :
"Bisa, seperti perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta'ala di atas yakni bersatu di atas kebenaran Al-Qur-an dan As-Sunnah. Itulah persatuan yang hakiki, bukan persatuan yang mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil, dengan menggugurkan kewajiban beramar ma'ruf nahi munkar."
Namun jika berpecah belah, IYA. Bahkan sudah sejak lama memang sudah berpecah belah, sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam :
"Ketahuilah, sesungguhnya ummat-ummat sebelum kalian dari kalangan ahlul kitab (ummat Yahudi dan Nasrani telah berpecah-belah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan. Sesungguhnya ummat Islam akan berpecah-belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua) golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya 1 (satu) golongan di dalam Surga yaitu yang aku dan para Shahabatku berjalan di atasnya."
(Shahiih, HR. Ahmad, IV/102, Abu Dawud, no. 4597, At-Tirmidzi, no. 2641, dan al-Hakim, I/129, Shahiihul Jaami', no. 5343)
LIHATLAH saudaraku...
Para Shahabat ridwaanullahi 'alaihim ajma'iin tidak tertarik mengetahui bentuk yang 72 golongan lainnya yang sesat tersebut, tapi para Shahabat hanya fokus ingin mengetahui seperti apa satu golongan yang selamat itu. Yakni orang-orang yang berada di atas jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabat radhiyallaahu ta'ala 'anhum ajma'iin.
Lalu bagaimana dengan kelompok-kelompok, ataupun madzhab, perkumpulan, organisasi dan sebagainya yang ada seperti sekarang ini????
Apakah itu tidak termasuk memecah belah???
Berkumpul dalam suatu komunitas tertentu tidaklah mengapa, bahkan bagus menggabungkan diri dalam perkumpulan ataupun organisasi da'wah dan yang semisalnya, selama berkumpul tersebut mempunyai tujuan da'wah di atas Al-Qur-an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah, maka (Insya' Allaahu Ta'ala) bukanlah suatu bentuk perpecahan.
Wallaahu Ta'ala A'lam.
Begitu juga dengan perbedaan pendapat para ulama' ahlu sunnah, itu juga bukan perpecahan. Misalnya jika ada 2,3,4 pendapat para ulama' dalam suatu perkara. Maka : Kita diwajibkan memilih pendapat yang paling kuat diantara pendapat-pendapat tersebut, yaitu pendapat yang paling mencocoki dalil shahiih dari al-Qur-an dan As-Sunnah.
Sedangkan yang namanya perbuatan syirik dan bid'ah, maka hal ini bukanlah suatu pendapat, melainkan suatu bentuk penyimpangan...
Jadi : Jangan diartikan jika ada ulama', kyai, ustadz, ataupun siapa saja yang berbuat syirik dan bid'ah, kok malah dianggap sebuah perbedaan pendapat yang harus kita hormati, bahkan sampai-sampai diikuti dan dibela mati-matian...
Justru sebaliknya, segala bentuk penyimpangan itu wajib kita ingkari dan kita luruskan...
Maka, bagi siapa saja yang mau berfikir dengan jernih, akan dapat diambil kesimpulan dengan mudah : Bahwa jika ingin kaum muslimin bersatu, maka bersatulah di atas Al-Qur-an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafus Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan rangkullah kaum muslimin yang menyimpang dengan berusaha menghilangkan segala perkara-perkara penyimpangan yang dapat memecah belah ummat.
Semoga Allaah menyatukan kita semua di atas tauhid (Islam) dan Sunnah.
Sebagaimana kita ketahui bersama... Ketika ada seseorang yang sedang mencoba menyampaikan larangan-larangan dalam Islam, yang mana larangan itu sering dilakukan oleh ummat Islam itu sendiri. Maka... Respon yang paling populer diantaranya adalah :
"Jangan mengadu domba !!!"
"Jangan memecah-belah !!!"
Dan seterusnya...
Dari sini bisa kita lihat adanya pemahaman yang keliru tentang apa sebenernya penyebab perpecahan, dan juga kekeliruan dalam memahami konsep persatuan diantara kaum muslimin...
____________
Yuk, kita ambil contoh agar lebih mudah dalam memahaminya :
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian melakukan maksiat."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim maksiat dengan muslim taat?!?
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian berbuat bid'ah."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat bid'ah dan yang berbuat sunnah?!?
Ketika seseorang berkata :
"Janganlah kalian berlaku syirik."
- Apakah berarti orang itu sedang memecah belah antara muslim yang berbuat syirik dan yang bertauhid?!?
Maka jawabnya adalah sama sekali TIDAK !!! Orang itu sama sekali tidak sedang memecah belah... Bahkan justru orang itu sedang dalam usaha untuk menghilangkan sebab-sebab terjadinya perpecahan kaum muslimin...
Karena memang kesyirikan, bid'ah dan khurafat serta maksiat adalah sumber perpecahan di antara kaum muslimin.
Jadi intinya, bagaimana cara membuat kaum muslimin bersatu adalah dengan berusaha menghilangkan segala sebab yang dapat membuat kaum muslimin berpecah belah...
Apa saja yang dapat meyebabkan kaum muslimin berpecah belah ???
Al-jawaab :
1. Syirik.
2. Bid'ah.
3. Maksiat.
4. Khurafat.
Allaah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan lain karena itu akan mencerai beraikan kalian dari jalan-Nya."
(QS. Al-An'am [6] : 153)
Mujahid rahimahullaahu ta'ala ketika menafsirkan ayat di atas berkata,
"Jalan-jalan dengan aneka macam bid'ah dan syubhat."
(Jami'ul Bayan, V/88)
Setelah menyebutkan beberapa dalil-dalil bahwa bid'ah adalah pemecah belah ummat, Imam Asy-Syatibi rahimahullaahu ta'ala berkata,
"Semua bukti dan dalil ini menunjukan bahwa munculnya perpecahan dan permusuhan adalah ketika munculnya kebid'ahan."
(Al-I'tisham, I/157)
Oleh sebab itulah Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta'ala pernah mengungkapkan kalimat yang indah, beliau berkata,
"Bid'ah itu identik dengan perpecahan, sebagaimana sunnah identik dengan persatuan."
(Al-Istiqamah, I/42)
Maka dari itu...
Pahamilah... Persatuan kaum muslimin bukan berarti meniadakan saling menasehati.
Bukan berarti harus membiarkan tanpa ada usaha mengingatkan jika ada orang yang berbuat syirik, bid'ah, khurafat dan maksiat. Apalagi karena menganggap hal-hal tersebut adalah hal biasa dalam dinamika kehidupan masyarakat...
Pahamilah... Persatuan kaum muslimin bukan berarti tidak mengingkari perkara-perkara yang mungkar dan menyimpang.
Pahamilah juga... Persatuan Kaum muslimin haruslah di atas tauhid bukan syirik, harus di atas sunnah bukan bid'ah, dan persatuan kaum muslimin harus di atas taat bukan maksiat.
Jika tidak demikian, lalu di atas apa kita akan bersatu jika tidak di atas Al-Qur-an dan As-Sunnah dan dengan pemahaman para Shahabat Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam????
______________
Allaah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :
"Dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allaah. Yaitu orang-orang yang memecah belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka."
(QS. Ar-Ruum [30] : 31-32)
Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Aku wasiatkan kepada kalian agar tetap bertakwa kepada Allah, tetaplah mendengar dan taat, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak dari Habasyah. Sungguh, orang yang masih hidup di antara kalian sepeninggalku, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi geraham kalian. Dan jauhilah oleh kalian setiap perkara yang baru (dalam agama), karena sesungguhnya setiap perkara yang baru itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu adalah sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka."
(Shahiih, HR. Ahmad dalam Musnadnya, IV/126 - 127, Abu Dawud, no. 4607, Tirmidzi, no. 2676, Ibnu Majah, no. 42, 43, ad-Darimi, I/44, Ibnu Hibban dalam Shahihnya, no. 5, at-Taliiqaatul Hisan, no. 102, al-Mawaarid, Hakim, I/95 - 96, Baihaqi, X/114, Imam Ibnu Abi 'Ashim dalam as-Sunnah, no. 54 - 59, Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah, I/205, no. 102, Imam al-Laalika'i dalam Syarah Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah wal Jamaa'ah, I/83, no. 81. Derajat hadits ini Shahiih lihat Silsilah al-Ahaadiits ash-Shahiihah no. 937 dan 2735 dan Irwaa-ul Ghaliil VIII/107 - 109, no. 2455)
____________
Pertanyaan bagi kita semua :
Apakah kaum muslimin dapat bersatu???
Kita hanya bisa berkata :
"Bisa, seperti perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullaahu ta'ala di atas yakni bersatu di atas kebenaran Al-Qur-an dan As-Sunnah. Itulah persatuan yang hakiki, bukan persatuan yang mencampuradukkan yang haq dengan yang bathil, dengan menggugurkan kewajiban beramar ma'ruf nahi munkar."
Namun jika berpecah belah, IYA. Bahkan sudah sejak lama memang sudah berpecah belah, sebagaimana yang telah di sabdakan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam :
"Ketahuilah, sesungguhnya ummat-ummat sebelum kalian dari kalangan ahlul kitab (ummat Yahudi dan Nasrani telah berpecah-belah menjadi 72 (tujuh puluh dua) golongan. Sesungguhnya ummat Islam akan berpecah-belah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan, 72 (tujuh puluh dua) golongan tempatnya di dalam Neraka dan hanya 1 (satu) golongan di dalam Surga yaitu yang aku dan para Shahabatku berjalan di atasnya."
(Shahiih, HR. Ahmad, IV/102, Abu Dawud, no. 4597, At-Tirmidzi, no. 2641, dan al-Hakim, I/129, Shahiihul Jaami', no. 5343)
LIHATLAH saudaraku...
Para Shahabat ridwaanullahi 'alaihim ajma'iin tidak tertarik mengetahui bentuk yang 72 golongan lainnya yang sesat tersebut, tapi para Shahabat hanya fokus ingin mengetahui seperti apa satu golongan yang selamat itu. Yakni orang-orang yang berada di atas jalan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabat radhiyallaahu ta'ala 'anhum ajma'iin.
Lalu bagaimana dengan kelompok-kelompok, ataupun madzhab, perkumpulan, organisasi dan sebagainya yang ada seperti sekarang ini????
Apakah itu tidak termasuk memecah belah???
Berkumpul dalam suatu komunitas tertentu tidaklah mengapa, bahkan bagus menggabungkan diri dalam perkumpulan ataupun organisasi da'wah dan yang semisalnya, selama berkumpul tersebut mempunyai tujuan da'wah di atas Al-Qur-an dan Sunnah menurut pemahaman Salaful Ummah, maka (Insya' Allaahu Ta'ala) bukanlah suatu bentuk perpecahan.
Wallaahu Ta'ala A'lam.
Begitu juga dengan perbedaan pendapat para ulama' ahlu sunnah, itu juga bukan perpecahan. Misalnya jika ada 2,3,4 pendapat para ulama' dalam suatu perkara. Maka : Kita diwajibkan memilih pendapat yang paling kuat diantara pendapat-pendapat tersebut, yaitu pendapat yang paling mencocoki dalil shahiih dari al-Qur-an dan As-Sunnah.
Sedangkan yang namanya perbuatan syirik dan bid'ah, maka hal ini bukanlah suatu pendapat, melainkan suatu bentuk penyimpangan...
Jadi : Jangan diartikan jika ada ulama', kyai, ustadz, ataupun siapa saja yang berbuat syirik dan bid'ah, kok malah dianggap sebuah perbedaan pendapat yang harus kita hormati, bahkan sampai-sampai diikuti dan dibela mati-matian...
Justru sebaliknya, segala bentuk penyimpangan itu wajib kita ingkari dan kita luruskan...
Maka, bagi siapa saja yang mau berfikir dengan jernih, akan dapat diambil kesimpulan dengan mudah : Bahwa jika ingin kaum muslimin bersatu, maka bersatulah di atas Al-Qur-an dan As-Sunnah dengan pemahaman Salafus Shalih, Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan rangkullah kaum muslimin yang menyimpang dengan berusaha menghilangkan segala perkara-perkara penyimpangan yang dapat memecah belah ummat.
Semoga Allaah menyatukan kita semua di atas tauhid (Islam) dan Sunnah.
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan,,
Jika menurut Sahabat Blogger Artikel ini bermanfaat silahkan di COPAST (Copy Paste) tanpa mencantumkan sumber..
#Kalau ingin dicantumkan, Alhamdulillah.. :) ^_^
Ilmu itu milik ALLAH, Siapapun berhak mempelajarinya.. :)
Terimakasih Telah Berkunjung.. :)