Subhanallah...
Saya terkejut ketika sore tadi saya membaca sebuah kitab yang dikirimkan Formas NKRI kepada saya yaitu tentang Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan dan Kesesatan Syi'ah di Indonesia yang ditulis oleh MUI Pusat..
Pada halaman 133 saya membaca fatwa KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU) rahimahullaahu ta'ala tentang kesesatan Syi'ah, kemudian yang membuat saya kaget dan tercengang ketika saya membaca fatwa beliau rahimahullaahu ta'ala pada halaman 138 yang ternyata saya dapati beliau termasuk seorang 'ulamaa' yang mengingkari perbuatan bid'ah di dalam agama dengan berkata,
"Dan sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepada kamu agar bid'ah-bid'ah bisa diberantas dari semua orang di kota dan desa. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika telah muncul fitnah-fitnah dan bid'ah-bid'ah serta para Shahabatku di cacimaki, maka seorang 'alim (orang yang berilmu) harus menampilkan 'ilmunya. Siapa yang tidak melakukan hal itu maka akan terkena laknat Allaah, para malaikat dan seluruh manusia."
(Shahiih, HR. Al-Khathib Al-Baghdadi dalam kitab Al-Jaami' fi Adab Al-Rawi wa Al-Sami')
[Kitab Muqaddimah Qanun Asasi Jami'yah NU, hal. 25 - 26]
Beliau rahimahullaahu ta'ala memerintahkan agar bid'ah-bid'ah di dalam agama ini diberantas dari semua orang baik di kota dan desa, Masyaa' Allaah... Maka tidak heran dalam mukhtamar NU yang pertama memutuskan bahwa Tahlilan adalah perbuatan bid'ah yang tercela karena itu termasuk bid'ah yang mungkar. Namun aneh dengan keadaan NU di zaman ini yang menyalahi khittah pendiri NU baik tentang kesesatan Syi'ah maupun bid'ah di dalam agama.
Oleh karena itu kesalahan orang NU -dengan meminjam ucapan al-Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc hafizhahullaahu ta'ala- organisasi ialah dengan meninggalkan NU kitab. Sebab kalau NU kitab tentu tahu apa hukum bid'ah di dalam agama.
Jika orang-orang bodoh mengatakan yang anti bid'ah adalah Salafiy - Wahhabi namun ternyata ketua dan Rais Akbar NU sendiri mengingkarinya. Apakah beliau rahimahullaahu ta'ala juga dikatakan Salafiy - Wahhabi..?
Wallahu A'lam bishawab..
Jika ya, maka saksikanlah bahwa saya adalah Wahhabi...
Wallaahul Musta'aan..
Saya terkejut ketika sore tadi saya membaca sebuah kitab yang dikirimkan Formas NKRI kepada saya yaitu tentang Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan dan Kesesatan Syi'ah di Indonesia yang ditulis oleh MUI Pusat..
Pada halaman 133 saya membaca fatwa KH. Hasyim Asy'ari (pendiri NU) rahimahullaahu ta'ala tentang kesesatan Syi'ah, kemudian yang membuat saya kaget dan tercengang ketika saya membaca fatwa beliau rahimahullaahu ta'ala pada halaman 138 yang ternyata saya dapati beliau termasuk seorang 'ulamaa' yang mengingkari perbuatan bid'ah di dalam agama dengan berkata,
"Dan sampaikanlah secara terang-terangan apa yang diperintahkan kepada kamu agar bid'ah-bid'ah bisa diberantas dari semua orang di kota dan desa. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Jika telah muncul fitnah-fitnah dan bid'ah-bid'ah serta para Shahabatku di cacimaki, maka seorang 'alim (orang yang berilmu) harus menampilkan 'ilmunya. Siapa yang tidak melakukan hal itu maka akan terkena laknat Allaah, para malaikat dan seluruh manusia."
(Shahiih, HR. Al-Khathib Al-Baghdadi dalam kitab Al-Jaami' fi Adab Al-Rawi wa Al-Sami')
[Kitab Muqaddimah Qanun Asasi Jami'yah NU, hal. 25 - 26]
Beliau rahimahullaahu ta'ala memerintahkan agar bid'ah-bid'ah di dalam agama ini diberantas dari semua orang baik di kota dan desa, Masyaa' Allaah... Maka tidak heran dalam mukhtamar NU yang pertama memutuskan bahwa Tahlilan adalah perbuatan bid'ah yang tercela karena itu termasuk bid'ah yang mungkar. Namun aneh dengan keadaan NU di zaman ini yang menyalahi khittah pendiri NU baik tentang kesesatan Syi'ah maupun bid'ah di dalam agama.
Oleh karena itu kesalahan orang NU -dengan meminjam ucapan al-Ustadz Abu Ahmad Zainal Abidin, Lc hafizhahullaahu ta'ala- organisasi ialah dengan meninggalkan NU kitab. Sebab kalau NU kitab tentu tahu apa hukum bid'ah di dalam agama.
Jika orang-orang bodoh mengatakan yang anti bid'ah adalah Salafiy - Wahhabi namun ternyata ketua dan Rais Akbar NU sendiri mengingkarinya. Apakah beliau rahimahullaahu ta'ala juga dikatakan Salafiy - Wahhabi..?
Wallahu A'lam bishawab..
Jika ya, maka saksikanlah bahwa saya adalah Wahhabi...
Wallaahul Musta'aan..
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan,,
Jika menurut Sahabat Blogger Artikel ini bermanfaat silahkan di COPAST (Copy Paste) tanpa mencantumkan sumber..
#Kalau ingin dicantumkan, Alhamdulillah.. :) ^_^
Ilmu itu milik ALLAH, Siapapun berhak mempelajarinya.. :)
Terimakasih Telah Berkunjung.. :)