Tanpa
disebutin kepanjangan inisial "PD", sobat muda sudah ngelontok dengan
inisial ini, karena hampir saban hari kita melihat klip promo sinetron
"Pernikahan Dini' di RCTI yang dibawakan oleh Syahrul Gunawan dan Agnes
Monica.
Sinetron
ini begitu mengena bagi pemirsanya, terutama bagi remaja yang emang dekat
dengan idiom 'PD' alias percaya diri. Sinetron yang menceritakan Pak Duta
(diperankan Rudy Salam) yang posesive membuat kedua anaknya tertekan;
diperankan Attalarik Syach dan Agnes Monica. Sinetron berdurasi 60 menit ini
mengisahkan dua kakak beradik yang mendambakan kasih sayang. Ortu mereka
terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, sehingga tidak ada komunikasi
yang baik antara ortu dan anak. Kalo udah begini, bisa ditebak kan , bagaimana liarnya
anak-anak. Maka wajar kalo kemudian mereka terjun dalam kehidupan yang dia
anggap sebagai jalan terbaik yang harus dipilih. Termasuk pergaulan bebas.
Bebas yang bablas. Wes…. hewes hewes, bablas, imanne!!!
Rating
alias nilai tayangan unggulan, menunjukkan sinetron "PD" ini berada
di atas angin, hasil survey dari ACNielsen periode 24-30 Juni 2001 lalu,
ternyata menghasilkan bahwa rating Pernikahan Dini sebesar 21,8 lebih baik dari
"Wah…Cantiknya"-nya SCTV, yang pada pekan tersebut melorot menjadi
19. Dan dalam ranking, Pernikahan Dini juga berada pada posisi pertama, di atas
"Wah…Cantiknya" yang menempati urutan kedua. Rupanya Pernikahan Dini
akan tetap menempati posisi teratas. Kenapa bisa begitu? Pembesaran konflik,
kejelasan karakter dan pelebaran peristiwa itulah yang bikin penasaran dan
menunggu bagaimana bingungnya menjadi orang tua yang masih sangat belia?
bagaimana kelanjutan konflik-konflik intern, yang berkembang menjadi
perseteruan extern antara masing-masing orang tua pasangan tersebut.
(Sumber:Buletin Sinetron)
Boleh
dibilang, sinetron "PD" ini ingin menggambarkan Realita yang ada
dalam pergaulan remaja saat ini. Kalo boleh mengatakan, Pernikahan Dini
rada-rada mirip serial "Dawson 's
Creek"-nya TPI. Tema-nya nggak lepas dari persoalan gaul remaja. Hanya
saja, "PD" lebih fokus ngebahas tentang fenomena MBA alias Married by
Accident. Gimana sih, kalo itu kejadian? Kayak apa sih tersiksanya? Bagaimana
mengatasi kehidupan seperti itu? Bagaimana dengan masa depan kehidupan korban
MBA dan juga anaknya? Kenapa bisa terjadi seperti itu? Pertanyaan-pertanyaan
seputar itulah yang bikin remaja kita keranjingan menggilai sinetron ini.
Pernikahan
Dini emang mewakili banget kehidupan remaja. Khususnya ketika remaja yang
bergaul bebas terlanjur hamil. Sementara untuk melakukan aborsi takut, udah
gitu kebetulan gacoannya mau bertanggung-jawab untuk menikahinya --meski dengan
paksaan. Akhirnya ya, memilih membesarkan calon anaknya meski dengan menyandang
status MBA. Namun, sebagai catatan saja, konon kabarnya Agnes Monica malah
bangga dan makin cuek. Bayangkan, setelah bermain di sinetron ''Pernikahan
Dini'', Agnes menjadi pe-de bahwa MBA (married by accident) merupakan solusi
terbaik untuk mengatasi dampak pacaran remaja yang berbuah kehamilan. Walah,
bener-bener kesleo otaknya anak ini!
Memang
benar, hal yang paling menakutkan bagi remaja dalam pergaulan bebas mereka
adalah masalah kehamilan dan penyakit menular. Sehingga, saat pacaran mereka
selektif banget dan ketat supaya nggak terjadi kehamilan atawa tertular
penyakit seksual Tapi teman remaja lupa, bahwa akar masalahnya justru aktivitas
pacarannya itu. Coba, dua insan berlainan jenis yang sedang dimabuk asmara , pasti pengennya
deket-deketan aja. Kalo kebetulan jauh, tinggal pencet angka-angka di telepon
atawa ponsel. Lalu ketawa-ketiwi melepas kerinduan, malah nggak jarang
diselingi bicara "ngalor-ngidul" yang ada sangkut pautnya dengan
masalah gaul mereka. Dan bila ada kesempatan, langsung bikin janji untuk
ketemu. Kalo udah gitu, jangan harap kamu bisa mengendalikan diri. Ujungnya?
Hubungan "luar-dalam" pun tak mustahil bisa kamu jalani. Ih,
naudzubillahi mindzalik
Pacaran
= kredit zina
Tuduh-menuduh
atawa tuding-menuding tentang siapa yang kudu bertanggung-jawab, boleh-boleh
saja. Namun ingat, kita kudu jeli dan jangan asal tuduh, kayak gayanya
pemerintah Amrik atas peristiwa 11 September kemarin, dimana Bush langsung
menuduh kelompok Islam berada di balik teror tersebut. Seperti kita ketahui,
saat itu lima pesawat jumbojet milik maskapai penerbangan
AS jatuh dan tiga di antaranya sukses menghancurkan "simbol"
kedigdayaan AS; gedung WTC (World
Trade Center )
dan gedung Pentagon. Nah, kalo dalam masalah MBA, kamu menuduh bahwa yang salah
cewek or cowok, tentu itu nggak kena dong. Sebab, justru masalah utamanya
adalah aktivitas pacarannya itu, pacaranlah biang keladinya. Jadi yang kudu
dituduh or ditunjuk hidung adalah budaya jahiliyah ini. Akibat tradisi inilah
hubungan antara pria dan wanita menjadi rusak, tak lagi bermakna dan nggak
sakral.
Kenapa
sih kamu kok kayaknya merasa kudu menjalani aktivitas pacaran? Ayo, yang merasa
melakukan perbuatan dosa ini tolong jawab, tapi dalam hati masing-masing (emang
dengerinnya gimana?) Pengen kenal lebih dekat? Pengen ada teman ngobrol untuk
curhat? Agar bisa disebut laku? Pengen nyari suasana baru? Rugi, donk kalo ada
doski cakep dianggurin? Tapi yang pasti, pacaran udah menjadi gaya hidup remaja. Bener, kayaknya kalo nggak
melakukan itu takut dianggap kuno, ngeri kalo dianggap kuper, alergi kalo mendapat
sebutan nggak laku, minder kalo digelari anak yang nggak punya
"nafsu", atau takut mendapat predikat anak yang punya kelainan jiwa.
Wah, pokoknya banyak banget sebutan yang sengaja terus diciptakan supaya remaja
ikutan dengan gaya
hidup jahiliyah ini. Maka jangan heran bila semua media massa memberikan gambaran yang dibutuhkan dan
harus dijalani kaum remaja, dan pacaran adalah salah satunya. Pokoke, kalo
nggak pacaran, nggak gaul deh. Kalo nggak rendezvous, nggak seru. Aduh, kontan
aja teman remaja yang tekor iman bisa langsung percaya dengan pameo ini. Gaswat
bin bahaya, sobat.
Apa
kamu mau ikut-ikutan gaya
hidup remaja Barat yang liar bin binal? Perlu kamu tahu, bahwa anak gadis di sana , pada usia 17 belum
juga dapat gacoan, ortunya resah, termasuk anaknya dong. Maka tak usah kaget
atawa heran, kalo mereka kemudian diberikan kebebasan oleh ortunya untuk
bergaul dengan teman pria mereka dengan sesuka mereka. Dengan begitu, angka
seks bebas di negara yang emang membiarkan terjadi begitu, terbukti tinggi.
Nah, kasus 'PD' bisa terjadi bila hubungan antara dua lawan jenis ini begitu
dekat dan lengket. Sebab, nggak mungkin terjadi hal begituan bila hubungannya
terjaga dengan benar dan baik. Sementara dalam pacaran, kamu tahu sendiri kan bagaimana aktivitasnya?
Begitulah gambaran perbuatan yang nyerempet-nyerempet dengan perzinaan. Dan
sudah jelas bahwa aktivtas z-i-n-a itu adalah haram. (QS al-Isrâ [17]: 32)
Nikah
dipersulit, gaul bebas dipermudah
Acapkali
manusia suka kebalik-balik dalam menilai suatu perbuatan.Sebab, yang jadi
patokan mereka dalam berbuat cuma mengandalkan perasaan dan ogah menggunakan
akalnya. Walhasil, sering dibikin pusing oleh keputusannya sendiri. Nah, dalam
masalah pergaulan bebas, masyarakat suka menilai bahwa baik dan buruknya suatu
perbuatan hanya dilihat dari apakah perbuatan itu menguntungkan baginya secara
materi atau tidak. Itu salah besar, brur. Suer. Sebab, yang kita anggap baik,
siapa tahu malah jelek dalam pandangan Allah. Dan begitupun sebaliknya. Firman
Allah Swt: "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu,
dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu;
Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" (terj. QS al-Baqarah :
216).
Dipikir-pikir,
mau ibadah aja kok sulitnya minta ampun, tapi mau maksiat malah dikasih jalan
bebas hambatan. Wah, kebalik-kebalik emang. Coba, untuk nikah aja harus pake
ngurus beragam administrasi. Mending kalo cuma ngisi formulir doang, ini pake
ngisi amplop dengan duit pelicin segala. Berabe kan ?. Padahal itu baru melangkah.
Berikutnya, kita dihadang dengan PP yang membatasi usia pernikahan dalam UU
Perkawinan, terus juga adanya larangan nggak boleh menikah saat masih sekolah.
Aduh, seabrek alasan untuk menghambat pernikahan.Itu termasuk kendala eksternal.
Selain itu, memang ada juga kendala internal, yakni belum siap mental dan belum
mapan alias nggak punya biaya.
Bagi
sebagian remaja bisa jadi dengan adanya sinetron "PD" ini makin
menambah keyakinannya bahwa MBA adalah jalan terbaik bila saat pacaran mereka
kebablasan. Bukan tak mungkin pula bila kemudian ada remaja yang nekat
menghamili pacarnya bila hubungan mereka tak direstui oleh ortunya. Gawat kan ? Dan ini sebagai
bukti bahwa ternyata nikah dipersulit-kecuali kalo "kecelakaan", tapi
anehnya, perilaku gaul bebas malah dipermudah.Astaghfirallah! Inilah rusaknya
sistem demokrasi. Inilah amburadulnya sistem kapitalisme. Dan yang pasti,
jangan sampe "kasus" sinetron Pernikahan Dini ini kemudian mengilhami
para remaja, bahwa pacaran tetep jalan terus, kalo sampe "kejadian",
gampang, tinggal minta dikawinin aja. Aduh, dengan begitu, jadi nggak takut
lagi dengan perbuatan maksiat. Bener-bener ngegampangin banget dalam urusan
dosa.
Dalih
orang yang berpacaran sungguh tidak tepat, karena bagaimanapun tidak bisa kita
mengenal lawan jenis harus dengan pacaran, itu alasan yang terlalu dibuat-buat.
Buktinya orang pacaran kemudian melanjutkan hubungannya dengan mahligai
perkawinan tidak sedikit yang akhirnya cerai begitu saja, apakah itu bisa
menjadi alasan bahwa pacaran bisa melanggengkan hubungan cinta karena telah
mengenal lawan jenisnya?Rupanya kita harus cepat-cepat ninggalin pacaran
sebagai aktivitas yang tidak dibenarkan syara' dan malah menimbulkan masalah
besar.
So,
apapun yang ditayangkan oleh "PD" entah itu kemajuan zaman, kehidupan
glamour, cara gaul atau yang lainnya, tapi satu hal yang pasti sedang diusung
oleh sinetron "PD" adalah legalitas atau pembolehan pacaran untuk
dilakukan. Kalo di sinetron "PD" pacarannya Gunawan dan Dini
kebablasan, maka pesan yang disampaikan oleh sinetron adalah boleh Pacaran Dulu
tapi jangan sampe MBA. Namun yang namanya barang buruk tidak bisa buat contoh,
bagaimanapun legalitas pacaran lewat sinetron-sinetron semacam "PD"
tidaklah menyelesaikan problematika seks, yang ada justru timbulnya masalah
lain yang lebih ruwet bin njlimet.
Kehamilan
Dini itulah puncak dari sinetron ini, kemudian harus diteruskan pernikahan dini
mereka. Trus, ortu mereka sudah sepakat untuk mengawinkan mereka, meski dengan
susah payah. Nah, kamu musti jeli sobat, justru dari situlah, sinetron ini
hendak meracuni remaja bahwa pacaran tetap boleh, kalaupun nanti hamil itu
urusan belakangan, jangan diaborsi itu tidak manusiawi, begitulah kira-kira
pesan yang dibawa "PD". Jadi kalau ada yang mau pacaran monggo,
silahkan, kalo nanti hamil, nikah aja !!! Wah, itu bener-bener cara berpikir
yang miring alias tidak waras.
Come
Back To Islam
Kita
tentu sudah paham yang namanya remaja adalah manusia, maka pembahasan mengenai
remaja tidak bisa dilepaskan dari pembahasan dia sebagai manusia. Maka dari itu
kebutuhan remaja akan suka terhadap lawan jenisnya tidak bisa dipisahkan dari
pembahasan manusia, bahwa manusia mempunyai potensi kehidupan yang dinamis yang
senantiasa mau tidak mau membuat manusia beraktivitas dalam kehidupan ini.
Kecenderungan
remaja untuk berkelompok, bergaul dengan sesama dan ingin diakui eksistensinya
adalah merupakan hal yang fitrah/manusiawi, kecenderungan seperti itu bukan
dihilangkan, tetapi boleh dipenuhi, hanya pemenuhannya diatur. Ketika manusia
butuh makan (yang merupakan potensi manusia/ kebutuhan jasmani), kita tidak
dilarang untuk makan, namun ketika kita ingin makan, mulai dari apa yang
dimakan, bagaimana cara mendapatkan atau bagaimana cara makan itu ditentukan aturannya.
Analog dengan hal tersebut, kebutuhan remaja untuk suka terhadap lawan jenis
bukanlah dihilangkan tapi diatur.
Oleh
karena itu dibutuhkan suatu aturan yang bukan aturan seperti yang diterapkan
sekarang yang menerapkan paham kebebasan. Tapi dibutuhkan suatu aturan yang
sesuai fitrah manusia yang tentu saja kalau dimunculkan siapa yang lebih tahu
fitrah manusia adalah yang membuat manusia dalam hal ini adalah Allah, maka
dari itu kita harus merujuk kepada Allah, bagaimana Allah mengatur pemenuhan kebutuhan
remaja akan suka terhadap lawan jenis. Sebab Allah lebih tahu 'benda ciptaanya'
yakni manusia sehingga DIA telah menciptakan aturan yang tentu saja sesuai
fitrah manusia dan tuntas menyelesaikannya. Kita semua yakin Allah maha tahu,
tentu saja kemahatuan Allah juga meliputi tentang manusia dan masalahnya.
Sehinggga Allah berifrman tentang hal tersebut : "Janganlah kalian
mendekati zina, karena zina itu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk"
(terj. QS. Al-Isra 32)
Islam
tidak hanya melarang zina, aktivitas yang mendekati zina pun dilarang seperti
halnya kredit zina sehingga Islam punya langkah preventifnya, misalnya
disyariatkannya pakaian muslimah bagi perempuan (jilbab) yang tidak ketat,
tidak tembus pandang, tidak menyerupai pakaian laki-laki dll (terj. Qs.
al-Ahzab 53, An-Nuur 31). Langkah preventif yang lain misalnya mengenai
pergaulan/interaksi antar lawan jenis, Islam mengatur laki-perempuan dilarang
berduan tanpa disertai mahramnya sabda Rasulullah Saw, yang artinya :
"Janganlah seorang laki-laki berdua-duan dengan seorang wanita, tanpa
disertai muhrimnya"
Wanita
tidak diperbolehkan berhias berlebihan, menampakkan perhiasannya di depan umum.
Seks itu terjadi karena ada rangsangan jika ada rangsangan untuk melakukan seks
maka terjadilah seks itu, bisa saja hanya karena rangsangan bau saja terjadi
hal tersebut. Misalnya wanita dilarang memakai parfum. "Apabila ada
perempuan memakai wewangian, kemudian lewat di suatu kaum, dan supaya kaum
tersebut mencium wewangiannya, maka wanita tersebut pelacur. (terj. HR.
Annassai)
Kecenderungan
seseorang terhadap lawan jenis merupakan potensi kehidupan dalam hal ini adalah
naluriah, naluri itu akan muncul jikalau, ada rangsangan dari luar diri
manusia, rangsangan itu bisa berupa pemikiran-pemikiran yang menjurus kepada
seksualitas atau hanya berupa bacaan dan atau tontonan berbau seks. Maka dari
itu besar kecilnya frekuensi dari "naluri" berpacaran sangat
tergantung dari banyak-sedikitnya kamu, mengkonsumsi fakta atau pemikiran
tentang pacaran, kalo kamu masih sering nonton sinetron semacam "PD"
trus kamu terhanyut dalam kisahnya sudah barang pasti, jadinya adalah pacaran.
Sobat,
dalam ajaran agama kita telah diatur dengan jelas, bagaimana seharusnya kita
bersikap dan bertingkah laku. Tentu supaya kita selamat di dunia dan di
akhirat. Jadi sebetulnya, nikah dalam usia dini lebih baik ketimbang MBA. Nikah
ibadah, gaul bebas maksiat.Namun, bila kamu masih belum mampu ke arah sana . Lebih baik hindari
pacaran, seringlah berpuasa, dan fokus belajar, itu solusi yang terbaik friend
daripada kamu pacaran sana ,
pacaran sini, apa yang didapat cuman senang doang, khan? Buat apa, brur, seneng
di dunia ini tapi di akhirat nanti kamu bakal torok, hih. Nggak demen khan
dibilang rugi? makanya ngaji Islam, biar kamu tambah PD alias percaya diri,
bukan PD-nya Sahrul dan Agnes. (LBR).
Wallahu
'alam bishowab
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan,,
Jika menurut Sahabat Blogger Artikel ini bermanfaat silahkan di COPAST (Copy Paste) tanpa mencantumkan sumber..
#Kalau ingin dicantumkan, Alhamdulillah.. :) ^_^
Ilmu itu milik ALLAH, Siapapun berhak mempelajarinya.. :)
Terimakasih Telah Berkunjung.. :)