Remaja
atau lebih dikenal dengan ABG (Anak Baru Gedhe) memiliki keunikan tersendiri
sehingga sering menjadi obyek perbincangan, baik sisi positif maupun
negatifnya. Sekalipun remaja memiliki sisi positif, akan tetapi opini yang
berkembang tentang remaja lebih mengarah pada sisi negatif. Potret buram remaja
semakin terbukti, dengan munculnya data tentang kenakalan remaja, mulai
tawuran, aborsi, hingga narkoba.
Menurut
laporan Polda Metro Jaya Jakarta, akibat tawuran pelajar 1994 tercatat 10
pelajar tewas, 23 luka berat, 1158 bus rusak dan 1261 pelajar ditahan. Tahun
1995 meningkat, korban tewas 13 orang, 19 luka berat, 800 bus rusak dan 1245
orang pelajar ditahan. Tidak cukup itu saja, seperti yang ditulis oleh
Republika, April 1996, di Bali sebagai gerbang masuknya budaya asing di negeri
ini, dalam setahun tercatat sekitar 3000 remaja minta aborsi. Itu dikemukakan
oleh dr. Nym Mangku Karmaya, wakil ketua pengurus harian daerah Perhimpunan
Keluarga Berencana Indonesia, Bali. Menurut Karmaya pula, usia remaja putri
yang minta aborsi berkisar 13-17 tahun. Umumnya mereka duduk di bangku SLTP dan
SLTA, hal ini merupakan buah dari pergaulan yang mereka praktekkan dalam
kehidupan mereka. Ditambah lagi kasus-kasus baru ini yang menimpa remaja
seputar narkoba menambah buram potret buram remaja, sehingga sebutan remaja
yang berprestasi, intelektual dan berakhlak seakan-akan hilang dari mereka.
Seperti
pepatah " …. Panas setahun diganti hujan sehari" …… Tentunya, kita
sebagai remaja tidak mau mendapat cap buruk terus menerus di tengah-tengah
kehidupan ini, oleh karena itu kita harus mengetahui apa sebenarnya yang
menyebabkan sampai hal ini terjadi? Dan bagaimana kita mengatasinya?
Kalau
kita mengamati pembahasan perilaku remaja dulu hingga sekarang, maka kita akan
dapat menyimpulkan bahwa perubahan perilaku seseorang tergantung pada
persepsi/pemahaman yang ditentukan oleh informasi dan realitas/ fakta yang
mendominasi dalam dirinya. Mereka mendapat informasi melalui media massa
seperti TV, radio, majalah dan media yang lainnya atau lingkungan tempat mereka
tinggal. Tayangan televisi mulai dari iklan, film-film barat yang mengajari
pergaulan bebas seperi Melrose Place, Dawsons Greek, Beverly 90210 dan
sederetan koran, majalah atau tabloid yang tidak lepas dari gambar porsa (porno
biasa) dan porsi (porno istimewa)-dengan segala bentuk gambar bupati dan
sekwilda-, paling tidak ikut berperan untuk membentuk karakter remaja ke arah
kebebasan bergaul dan sex, dan hasilnya anda lihat sendiri mulai kasus MBA
(married by accident), aborsi sampai AIDS.
Tayangan
kekerasan juga ikut berpengaruh terhadap karakter emosional seseorang, sebagai
salah satu bukti adalah peristiwa pembunuhan terhadap karakter emosional
seseorang, sebagai salah satu bukti adalah peristiwa pembunuhan terkenal di
Inggris yang menelan yang menelan seorang balita tahun 1993, James Bulger, sang
korban, diculik saat ibunya di supermarket, kemudian sang penculik yang begitu
terobsesi dengan tayangan kekerasan di TV dan Radio menyeretnya ke rel kereta,
menghantamnya dengan bata, balok kayu dan besi, selanjutnya mayat sang bayi
yang baru belajar berjalan itu diletakkan di rel tanpa ampun, tubuhnya tertelan
dilindas kereta barang, pelakunya, dua bocah umur 10 tahun. Kontan jagat
Inggris geger, masyarakat geram, vonispun dijatuhkan kepada keduanya diganjar
hukuman tak terbatas buntutnya, hakim menghujat tayangan film dari video game
yang menyandang unsur kekerasan yang diduga sebagai pemberi inspirasi
kekerasan, kejahatan bagi 2 bocah ingusan tersebut.
Di
samping faktor informasi dan fakta yang mendominasi, faktor kesempatan yang
luas atau kelonggaran untuk melakukan tindakan maksiyat di tengah-tengah
masyarakat, juga ikut berperan dalam meningkatkan kemerosotan moral remaja baik
secara kualitas maupun kuantitas. Sikap masyarakat yang cuek dengan para remaja
yang berlaku maksiat seakan-akan menjadi surat lisensi untuk meneruskan
perbuatannya. Sedangkan negara yang seharusnya menjaga umatnya agar tidak
bermaksiat pada Allah, malah memberikan sarana atau prasarana bahkan
perlindungan melalui konstitusi yang dibuatnya. Maraknya film, video klip,
gambar porno beredar di masyarakat, berdirinya pabrik minuman keras dan
tempat-tempat maksiat legal adalah merupakan bukti yang jelas.
Bagaimana
Mengatasinya ?
Remaja
yang seharusnya menjadi penerus cita-cita agama dan negaranya seolah-seolah
hanya fatamorgana setelah melihat fenomena diatas. Akan tetapi, sikap putus asa
bukan jawabannya, melainkan harus diupayakan solusinya. Diantara upaya yang
bisa kita lakukan adalah meningkatkan pemahamannya tentang Islam dalam seluruh
aspek kehidupannya, dengan kata lain membentuk pola pikir Islam dengan sering
mengisi otak dengan informasi Islam, baik lewat membaca atau mengkajinya.
Sedangkan
ukuran terbentuknya pola pikir Islam dalam diri remaja adalah kemampuan remaja
untuk menilai setiap pemikiran, fakta dan realita serta kejadian berdasarkan
standar Islam, kemudian menjadikan pemahamannya sebagai bentuk praktis dalam
aktivitasnya, sampai tertanam dalam dirinya pola sikap Islam, yaitu
kecenderungan untuk melakukan atau meninggalkan sesuatu yang berdasarkan Islam.
Sehingga remaja akan memiliki kepribadian Islam yang kaffah yang mampu menilai
dan menyikapi setiap pemikiran, fakta dan peristiwa atau kejadian yang
berkembang di masyarakat (Qs. 2 : 208).
Upaya
inI dapat dilakukan, baik oleh remaja yang telah memiliki kesadaran Islam yang
tinggi, keluarga dan masyarakat, serta negara secara serentak. Remaja
mentranformasikan pemahaman keislaman yang kaffah kepada remaja yang lain,
keluarga memberikan perhatian dan suri tauladan kepada remaja dari pelaksanaan
nilai-nilai Islam, masyarakat mengambil peran control terhadap pola pola
perilaku remaja, dan negara beserta perangkatnya -melalui institusi atau
undang-undang beserta sanksi-sanksinya- melaksanakannya dengan tegas dan
memberikan sanksi/hukuman terhadap segala bentuk kemaksiatan (segala sesuatu
yang bertentangan dengan Islam).
No comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan,,
Jika menurut Sahabat Blogger Artikel ini bermanfaat silahkan di COPAST (Copy Paste) tanpa mencantumkan sumber..
#Kalau ingin dicantumkan, Alhamdulillah.. :) ^_^
Ilmu itu milik ALLAH, Siapapun berhak mempelajarinya.. :)
Terimakasih Telah Berkunjung.. :)