Friday, February 8, 2013

Agama Ditengah Modernitas


Nama  : Erfan Wahyudi
NIM    : 12.11.6123
Kelas   : 12_S1 TI_06

AGAMA DITENGAH MODERNITAS
Pembaruan Pemikiran Islam, Istilah “Pembaruan” berasal dari kata “baru”, artinya “sesuatu yang belum pernah ada, tidak pernah dilihat, tidak pernah diketahui atau didengar sebelumnya. Maka “Pembaruan” mengandung makna “memperbaiki supaya baru, atau mengganti dengan yang baru”.
            Gagasan pembaruan pemikiran dengan sendirinya mengisyaratkan bahwa pembaruan yang dilakukan adalah terhadap pemikiran atau penafsiran para ulama terdahulu mengenai ayat Al-Qur`an dan hadist, bukan pembaruan terhadap Al-Qur`an dan Hadist itu sendiri.
            Ada 4 hal yang dibutuhkan dari gagasan pembaruan pemikiran islam dalam rangka pembangunan berwawasan pengembangan SDM :
1.      Perlunya pemahaman islam secara lebih intelektual dan rasional
2.      Pemahaman yg lebih modern terhadap islam itu sendiri yang tidak sekedar elektisisme (tambal sulam)
3.      Agar setiap gagasan pembaruan pemikiran itu tetap menjadikan Al-Qur`an dan Hadist sebagai darah, nafas, dan jantungnya
4.      Hendaknya penggarapan pembaruan itu tidak hanya bergerak dalam level pemikiran saja, tetapi ada juga semacam pembagian tugas
Relevansinya Bagi Pembangunan di Indonesia, dalam kaitannya dengan pembaruan pemikiran keislaman, yang dapat diberikan terhadap pembangunan bangsa adalah :
1.      Pentingnya pemahaman agama yang lebih rasional
2.      Pembaruan pemikiran islam menawarkan kesadaran pluralistik (keragaman pendapat, pemahaman, etnik, dan agama) secara tulus
3.      Pembaruan pemikiran islam menekankan dengan kuat sekali dinamika manusia, tidak menyerah pada nasib (takdir) melainkan manusaia mempunyai peran besar dalam kehidupannya
4.      Pembaruan pemikiran islam menekankan dengan kuat penguasaan ilmu dan tekhnologi, bahkan menganjurkan pengadopsian secara selektif atau peminjaman prestasi keilmuan dari berbagai bangsa di dunia tanpa dibatasi oleh negara, agama, dan etnis.
5.      “Perampingan taqlid”, pemahaman rasional, dan kesadaran pluralistik adalah upaya untuk meraih kemajuan bersama Al-Qur`an dan Hadist
Islam dan Fundamentalisme. Dewasa ini, istilah fundamentalisme telah mengalami kesimpangsiuran makna dan bahkan cenderung menjadi istilah yang bias (berat sebelah) dan pejoratif (merendahkan) bahkan seringkali digunakan dengan konotasi negatif. Hal ini disebabkan selain karna ia muncul dalam dunia Kristen yang kemudian digunakan pada gejala yang sama pada semua agama, juga karena latar belakang munculnya fundamentalisme itu sendiri.
Intelektual Rabbani Indonesia. Islam secara konsisten menempatkan kaum intelektual pada posisi yang sangat strategis dan menentukan dalam pembangunan sebuah masyarakat dan peradaban.
      Ada 4 landasan berfikir yang senantiasa dan semestinya digunakan intelektual Rabbani:
1.      Sikap ilmiah dan Objektif                   3. Sikap Khilafah
2.      Sikap Tauhid                                       4. Sikap tanggungjawab moral
Kemudian ada 3 Landasan aksi yang dimiliki oleh seorang intelektual :
1.      Kebebasan menetapkan keputusan demi masa depannya yang lebih baik
2.      Kebebasan berfikir
3.      Menegakkan zikir
Deliar Noer merumuskan intelektual rabbani atau cendekiawan muslim dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.      Mandiri                                               5. Tidak ikut arus
2.      Kritis                                                   6. Tidak hidup Terisolasi
3.      Mempunyai pendirian yg teguh          7. Menghargai pendapat orang lain
4.      Peduli terhadap masyarakat      8. Tidak tergiur oleh berbagai godaan dunia
Agar Peran Intelektual rabbani tetap terjaga kontiniutasnya, maka dari mereka ini sangat dibutuhkan kemampuan mengembangkan sikap sebagai berikut:
1.      Kesadaran dan Kemampuan yang tinggi
2.      Adanya persiapan dan bekal intelektualitas yang memadai
3.      Kemampuan menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan
4.      Sikap responsif terhadap berbagi persoalan bangsanya
5.      Dapat berfikir jernih dan objektif

No comments:

Post a Comment

Berkomentarlah dengan kata-kata yang sopan,,
Jika menurut Sahabat Blogger Artikel ini bermanfaat silahkan di COPAST (Copy Paste) tanpa mencantumkan sumber..
#Kalau ingin dicantumkan, Alhamdulillah.. :) ^_^

Ilmu itu milik ALLAH, Siapapun berhak mempelajarinya.. :)

Terimakasih Telah Berkunjung.. :)